Kamis, 10 Juli 2014
Semarak merupakan singkatan dari "Serikat Mahasiswa kerakyatan". Gerakan ini terdiri atas BEM FTP, BEM Peternakan, BEM MIPA, BEM BIOLOGI, BEM Geografi, BEM FT, LEM FIB, BEM FEB, LM Psikologi, BEM FK, BEM Farmasi, BEM FKG.
Rabu, 4 Juni 2014
Aksi ini dimulai dari bunderan UGM, diawali dengan orasi-orasi dari ketua-ketua lembaga. Selanjutnya ‘SEMARAK’ bergerak menuju Jln. Abu Bakar Ali lalu melakukan Longmarch sampai ke km-0.

Sesampainya di km nol –malioboro, ‘SEMARAK’ memposisikan diri di tengah-tengah persimpangan jalan km nol untuk melakukan orasi dan pembacaan Deklarasi.
Disela-sela orasi di km.0 ada hal menarik, seorang kakek yang sudah berumur namun tetap semangat. Beliau adalah alumni dari Fakultas Hukum UGM yang masih semangat untuk berkoar-koar orasi bersama kami.
Sesampainya di km nol –malioboro, ‘SEMARAK’ memposisikan diri di tengah-tengah persimpangan jalan km nol untuk melakukan orasi dan pembacaan Deklarasi.
Selanjutnya dilakukan pembacaan deklarasi,
Deklarasi berisi pernyataan sebagai berikut :
”Kami Mahasiswa Gadjah Mada dengan ini berkumpul di tanah Yogyakarta di bumi Indonesia sebagai bukti kecintaan kami kepada negeri kami Indonesia di hati. Kami Mahasiswa Gadjah Mada dengan ini menyatakan :
1. Cinta kepada bangsa Indonesia.
2. Pada proses pemilu ini kami akan aktif mengawal isu kepemimpin.
3. Kepada calon capres dan cawapres, jangan merasa tidak gelisah karena kami Mahasiswa Gadjah Mada akan turut aktif mengawal semua isu ini dan akan mengkritisi secara dalam dan intelektual.
4. Kepada seluruh calon capres dan cawapres, kami meminta komitmen dengan penuh untuk memberantas dan membumihanguskan Korupsi Kolusi dan Nepotisme.
5. Kami Mahasiswa Gadjah Mada secara tegas menyatakan indepensi dari seluruh pasangan calon.
Dengan ini kami sampaikan kepada bangsa Indonesia bahwa :
1. Gerakan mahasiswa khususnya di Universitas Gadjah Mada belum mati.
2. Cinta kami kepada Indonesia juga tidak akan mati.
Deklarasi semarak ini kami buat dengan sungguh-sungguh dan penuh intelektual”
Aksi Semarak ditutup dengan menyanyikan lagu Darah Juang yang kami persembahkan untuk rakyat Indonesia.
Mahasiswa mestilah kritis melihat realita pemilihan Presiden ini. Tidak hanya dikenal dekat dengan dunia intelektual sebagai jantung pergerakan bangsa, posisi mahasiswa itu sendiri sebagai penyambung lidah rakyat mestilah mengawal proses sebagai amanat reformasi yang hingga kini belum tuntas. Pemahaman ini bukanlah mitos belaka, apa yang tersemat di dalam status "mahasiswa" merupakan sebuah amanah dari perjuangan masa lalu. Mulai dari pergerakan mahasiswa Boedi Utomo hingga yang paling fenomenal dan selalu dikenang hingga saat ini, Reformasi '98.
Diantara rentang waktu tersebut terdapat banyak dinamika kehidupan bangsa yang mahasiswa selalu mengambil peran di dalamnya. Menelisik jauh lebih dalam pergerakan mahasiswa, pergerakan ini selalu memiliki tiga basis yang menjadi dasar untuk bergerak. Pressure Group, Isu dan Nilai merupakan tiga hal yang selalu ada dan menjadi basis gerakan mahasiswa itu.
Atas dasar itulah, sekelompok mahasiswa bergerak. Tidak hanya dibeberapa tempat. Hampir semua daerah bergerak mengawal proses demokratisasi yang tengah hadir ini. Salah satunya mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Kampus negeri tertua di Indonesia ini, melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang terdapat di hampir semua fakultas, baru-baru ini melakukan konsiliasi dan konsolidasi untuk bergerak dan melakukan pengawalan isu terhadap Pemilihan Presiden.
- Satu, elit, mestilah kita kritisi secara dalam dan penuh intelektual.
- Kedua, Pemilu menjadi isu yang sangat urgent untuk direspon oleh mahasiswa. Sebagai contoh, Orde Baru ternyata memberikan pelajaran penting dengan hadirnya kesadaran berdemokrasi dalam bangsa ini dengan hadirnya Reformasi. Sehingga dengan itu, jelas lima tahun yang akan datang akan mempengaruhi lima tahun berikutnya dan seterusnya.
- Ketiga, nilai yang dibawa oleh gerakan ini adalah kepedulian. Nilai dasar yang senantiasa menjadi alasan sederhana hadirnya perubahan. Kepedulian terhadap keberlangsungan hidup bangsa dan negara untuk mendekatkan tanah airnya kepada cita-cita dasarnya, kesejahteraan rakyat.
Tiga nilai amanah dasar tersebut ditransformasikan dalam Semarak; berwujud visi untuk bergerak mendorong Pemilu yang demokratis di Indonesia. Cita-cita besar mewujudkan pemilu yang demokratis ini dirangkum dalam beberapa misi, yaitu:
a. Pengawalan pemilihan presiden.
b. Pencerdasan publik baik mahasiswa maupun masyarakat.
c. Wadah menampung aspirasi mahasiswa.
d. Pemenuhan hak memilih.
Pengawalan pemilihan presiden akan senantiasa Semarak lakukan dengan aksi nyata. Aksi deklarasi Semarak dan pembagian visi misi capres-cawapres kepada masyarakat menjadi salah satu aksi. Begitupun dengan diskusi yang akan dilakukan menyesuaikan dengan perkembangan konteks dan isu yang ada. Aksi pembagian visi-misi capres-cawapres diharapkan menjadi pertimbangan masyarakat dan mahasiswa untuk memilih secara cerdas dan rasional; sebuah poin penting gerakanuntuk mendorong pencerdasan publik.
Selain itu ada Launching Buku Emas :
merupakan Buku Kompilasi "Cinta Gadjah Mada untuk Indonesia" sebagai deklarasi pengawalan 100 hari pasca Presiden terpilih.
Buku diberikan kepada kedua belah pihak dari capres-cawapres di Jakarta.
Buku diberikan kepada kedua belah pihak dari capres-cawapres di Jakarta.
Buku diberikan kepada Pak Aria Bima, koor Tim Media Center Jokowi-JK
Buku diberikan kepada perwakilan pihak Prabowo-Hatta
sumber :
Rilis SEMARAK
https://twitter.com/semarakUGM
http://www.bem.tp.ugm.ac.id/
Related Posts :
- Back to Home »
- KEGIATAN AKTIVIS UGM »
- SERIKAT MAHASISWA KERAKYATAN (SEMARAK)
